Makalah Tentang "Praktik Membaca Dengan Teknik ECOLA"


PRAKTIK MEMBACA DENGAN TEKNIK ECOLA
(EXTENDING, CONCEPT, THROUGH, LANGUAGE, ACTIVITIES)



Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Membaca Komprehensif
Dosen, Noibe Halawa, M.Pd.








Oleh:
Apriyanus Faahakho Dodo Harefa
NIM. 192124006





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI (FPBS)
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI
2019

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan pertolongan-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Praktik ECOLA”. Makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Membaca Komprehensif. Saya berterimakasih kepada Ibu Noibe Halawa, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah serta semua pihak yang telah membantu membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini kedepan. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca, sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.



Gunungsitoli, Oktober 2019
Penyusun,


Apriyanus Faahakho Dodo Harefa














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................        i
DAFTAR ISI...............................................................................................................        ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................        1
A.    Latar Belakang.................................................................................................        1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................................        1
C.     Tujuan...............................................................................................................        1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................        2
A.     Langkah-Langkah Teknik ECOLA.................................................................        2
B.      Praktik Teknik ECOLA...................................................................................        3
C.     Contoh Bacaan.................................................................................................        4

BAB III PENUTUP.....................................................................................................        7
A.    Simpulan...........................................................................................................        7
B.     Saran.................................................................................................................        7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................        8
LAMPIRAN................................................................................................................        9
A.    Tanggapan Terhadap Unsur Intrinsik Cerpen
“ Melepasmu Dengan Senyuman”....................................................................        9
B.     Kritik dan Saran...............................................................................................        10
C.     Pertanyaan........................................................................................................        10



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Teknik ECOLA di kembangkan oleh Smith-Burke pada tahun 1982, yang merupakan usaha untuk mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan pembaca dalam menafsirkan dan memonitor sendiri pemahamannya. Teknik ECOLA memfokuskan kegiatan untuk membambangun kemampuan alamiah membaca dan proses monitoring terhadap intreprestasi yang tepat terhadap bacaan.
Teknik ECOLA dapat meningkatkan komprehensif membaca. Hal ini terjadi karena teknik ini memuat proses monitor terhadap hasil interpretasi. Selain itu, teknik ECOLA mendorong sisiwa atau mahasiswa untuk selalu mendiskusikan strategi yang efektif untuk memperoleh pemahaman.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa saja langkah-langkah dalam teknik ECOLA?
2.      Bagaimana penerapan teknik ECOLA?

C.       Tujuan 
1.      Mengetahui langkah-langkah dalam praktik tekni ECOLA.
2.      Mampu menerapkan teknik ECOLA dengan baik.












BAB II
PEMBAHASAN

A.      Langkah-Langkah Teknik ECOLA
Smith-Burke (Tierney, 1990: 155), mengemukakan bahwa teknik ECOLA dibangun melalui lima tahap, yaitu:
1.        Menentukan tujuan yang komunikatif
Guru dapat mendorong siswa untuk menentukan sendiri tujuan mereka dalam membaca. Penentuan tujuan dalam membaca dapat didasarkan pada pertimbangan tujuan penulis. Namun demikian, siswa dapat juga menentukan tujuan mereka dengan mempertimbangkan alasan guru ketika memberikan bahan bacaan.
2.        Membaca dalam hati
Siswa diingatkan tentang tujuan mereka membaca sehingga memunculkan kesadaran bahwa mereka harus dapat mendukung interpretasi dengan ide-ide dari bacaan, yang didasarkan pada latar belakang pengetahuan atau alasan-alasan mereka. Smith-Burke menyarankan bahwa hal itu layak dilakukan untuk siswa yang berbeda dengan tujuan yang berbeda pula ketika membaca.
3.        Mewujudkan pemahaman melalui aktivitas menulis
Tujuan dari tahap ini adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk melakukan self-monitoring dan mulai belajar mengungkapkan apa yang tidak mereka mengerti. Selama melakukan tahap ini, setiap siswa dan guru menuliskan tanggapan atas seluruh pertanyaan dan tujuan membaca. Dalam menuliskan tanggapan, siswa menjamin bahwa jawaban mereka akan terjamin kerahasiaannya. Siswa didorong untuk menginterpretasikan dan menuliskan segala sesuatu yang membingungkan. Untuk mengklarifikasi masalah-masalah yang ditemui tersebut, siswa didorong untuk bertanya pada siswa  lain. Hal ini merupakan tanggung jawab siswa lain untuk menjelaskan  bagaimana mereka menghadapi permasalahan tersebut.
4.        Diskusi
Siswa diorganisasikan dalam kelompok yang tidak lebih dari empat orang dan diberi batas waktu tertentu. Mereka diharapkan mendiskusikan hasil interpretasi mereka, membandingkan tanggapan, dan mengubah kesimpulan mereka. Setiap siswa diharapkan saling bertukar gagasan dan menjelaskan alasan mereka.
5.        Menulis dan membandingkan
Tahap terakhir yang harus ditempuh siswa, baik dalam kelompok kecil maupun secara individul, adalah memunculkan interpretasi yang lain. Jika hal tersebut dilakukan di dalam kelompok, maka konsensus yang terjadi harus diperkaya dengan diskusi dan kesepakatan. Setelah meninjau hasil interpretasi yang telah dilengkapi, para siswa didorong untuk mendiskusikan perubahan (interpretasi) yang telah dibuat untuk mengungkapkan strategi yang mereka temukan untuk membantu memahami bacaan.


B.       Praktik Teknik ECOLA
1.        Kegiatan awal
a.         Memulai dengan mengucapkan salam.
b.         Menyampaikan standar pencapaian.

2.        Kegiatan inti
a.         Masing-masing siswa atau mahasiswa mendapat teks cerita “Melepasmu dengan Senyuman”.
b.      Siswa/mahasiswa diarahkan oleh guru/dosen untuk menentukan tujuan membaca mereka, yaitu untuk mengetahui pokok-pokok cerita yang di baca (unsur intrinsik cerita).
c.       Siswa/mahasiswa membaca dalam hati teks cerita yang di berikan guru secara individu untuk menemukan unsur intrinsik cerita.
d.      Setelah selesai membaca, siswa/mahasiswa mengembalikan teks cerita pada guru.
e.       Secara individu, siswa/mahasiswa menuliskan pokok-pokok cerita yang mereka temukan ketika membaca.
f.       Siswa/mahasiswa melakukan diskusi dengan kelompok terkait pokok-pokok cerita yang mereka temukan sebelumnya.
g.      Siswa/mahasiswa dapat saling bertanya, bertukar informasi, melengkapi informasi, dan mendiskusikan kesulitan yang mereka temukan.
h.      Siswa/mahasiswa secara individu menuliskan kembali cerita dengan bahasa sendiri.
i.        Perwakilan beberapa siswa/mahasiswa membacakan hasil menulis mereka.
j.        Guru/dosen dan siswa yang lain menanggapi presentasi tersebut.

3.      Penutup
a.         Siswa/mahasiswa bersama guru/ dosen menyimpulkan pembelajaran.
b.         Siswa/mahasiswa bersama guru/dosen melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah di lakukan.
c.         Guru/dosen mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan ucapan salam.


C.       Contoh Bacaan
            Melepasmu dengan Senyuman
Aku gadis kecil kelas 5 SD. Menatap tajam dengan senyuman ke arah liang lahat yang tak terlalu dalam. Tapi seolah-olah di dalam sana ada tempat luas nan indah terhampar. Orang-orang menatapku dengan sedu. Sedangkan aku masih bisa tersenyum dan sedikit tertawa. Di tempat lain. Bapak dan nenekku masih tak sadarkan diri. Keluarga masih berduka. Tapi tidak dengan aku. Ada kebahagiaan di dalam kesedihan. Ada senyuman saat perpisahan. Bagi orang-orang, itu sungguh tidak wajar. Apakah aku gila? Mungkin. Karena aku sendiri tak paham dan tak bisa menjelaskan dengan kata-kata. Segalanya terjadi dengan cepat. Hingga aku tak bisa menyimpulkan apapun saat itu. Yang ku tahu aku sudah tak ber ibu. Cuma berselang sekian menit kebahagiaan menjadi duka. Awalnya semua orang berbahagia menyambut adik kecilku yang mungil. Ya, keluarga kami sudah menantikannya bertahun-tahun. Terutama aku yang sangat ingin menggendong adikku sendiri. Aku iri dengan teman-teman yang sudah punya adik.
Di sebuah sumur kucuci kain batik bekas ibuku. Kusiram dengan air yang ku timba dari sumur Simbah. Dengan seketika jamban berubah jadi lautan darah. Tak bisa ku bayangkan berapa liter darah yang keluar. Yang pasti, ku bilas sampai tujuh kali masih juga ada darahnya. Ku abaikan bau anyir dan tanpa jijik ku kucek kain yang penuh lumuran darah. Yang kurasakan hanya rasa syukur, karena Allah telah mengabulkan doaku. “Asiiiikkk,,,,,,Aku punya adek kaya temen-temen.”
Tiba-tiba ada kabar yang langsung menghantam jantungku. Ada seseorang berteriak. Ibuku telah tiada. Aku belum sempat melihatnya, bahkan kain yang kucuci pun belum bersih. Seketika kain yang ku pegang terbanting ke tanah. Aku berteriak kembali , bertanya memastikan apa yang ku dengar.
“Ada apa?? Emakku kenapa???” Tak ada yang menjawab.
“Sabar ya, sabar. Ikhlaskan saja.” Setiap orang hanya berkata seperti itu.
“Ada apa???” Aku masih terus bertanya. Dan mereka tak ada satupun yang memberi jawaban dengan jelas. Tangis ku meledak.
“Emaaaakkkk,,,,,emakku dimana??” Aku berlari sekuat tenaga menuju rumah. Air mata dan isakan tangis terdengar di mana-mana. Masih dengan pertanyaan yang sama dan lagi-lagi tak ada yang memberi jawaban. Ku perhatikan isakan orang-orang, lalu ku pahami bahwa seseorang telah tiada. Ibuku, ibuku tercinta telah pergi. Hari itu seakan jam dinding berhenti berdetak. Angin berhenti bertiup. Bumi berhenti berputar. Tubuhku tiba-tiba lemas tak bertenaga. Separuh tersadar aku di gendong ke rumah tetangga. Aku masih meraung, meratap. “Hiiiiks,,,hiks,,,aku sudah tidak punya emaaak….huaaaaaa,,,,emak,,,,,huaaaaa. Aku nanti sama siapa,,,,????” “Tau begini aku tak minta adek.”
Sempat ada penyesalan. Aku masih terisak saat jenazah ibuku datang. Semua orang menatapku nanar. Sempat aku menyalahkan Tuhan. Aku bilang “Tuhan sungguh tidak adil“. Bertahun-tahun aku di tinggal orang tua merantau di Kalimantan sebagai pedagang kain kasur keliling. Setelah ibu hamil besar baru tinggal di rumah. Kunikmati hari-hari itu. Dibuai rambutku, di suapi makanku. Aku bahagia walau  cuma satu bulan sebelum ibu melahirkan.
Kini tiba-tiba dunia berputar 360 derajat. Keceriaan yang ku nantikan hanya jadi impian yang tak akan pernah terwujud. Di pojok ruang aku masih meneteskan air mata. Ku lihat semua orang masih tersungkur, menangis meratap. Dalam hatiku, “Ini tak benar. Kematian seseorang tak boleh di ratapi. Kami harus ikhlas. Karena semua yang bernyawa pastilah mati. Dunia ini hanya titipan Allah semata, Dia berhak mengambilnya kapanpun dia mau. Kita sebagai hamba hanya mampu mengiklaskan apapun yang jadi kehendak-Nya. Toh inshaAllah ibuku mati sahid dan tempatnya surga.”
Tiba-tiba ada kekuatan Maha besar masuk ke dalam sanubariku. Menguatkan imanku, menghantarkan energi positif dalam tubuhku. Aku bangkit, menuju kamar mandi. Ku siram seluruh tubuhku. Ku ambil air wudhu, kemudian aku sholat Dua rokaat. Entahlah, sholat apa itu. Sampai sekarang aku pun tak tahu. Dalam sholat ku sebut nama ibuku berkali-kali. Setelah selesai ku adukan keluhku kepada sang Pencipta, aku menuju ke tempat ibuku di istirahatkan. Aku masuk kedalam ruangan dengan aura ketegaran. Kulihat di sekeliling hanya ada isakan. Kulihat jenazah ibuku. Ku tatap dengan senyuman. Sayang aku tak bisa melihat wajahnya, padahal aku ingin sekali.
Aku mendekat tapi seseorang menahanku. Mungkin mereka takut aku meratapinya. Tak lama kemudian beberapa orang sudah bersiap berdiri berjajar. Sholat jenazahpun dimulai. Di barisan belakang, barisan wanita hanya ada aku dan kakak sepupuku. Kenapa tak ada yang lain? Kemana mereka? Ya,,,,semua keluargaku tak ada yang sanggup berdiri. Mereka masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Semua prosesi ku ikuti sampai selesai. Bahkan aku ikut mengantarkan ke pemakaman. Sepanjang jalan semua orang menatapku heran. Ibuku tercinta, kumelepasnya dengan doa dan senyuman. Ku berikan penghormatan terakhir dengan menabur bunga mawar. Ku tinggalkan beliau dengan keyakinan bahwa para malaikat akan menjaganya.
Sampai selesai aku tak meneteskan setitik air mata pun. Karena aku yakin, ibuku tempatnya adalah surga. Kenapa mesti ku tangisi. Harusnya aku bahagia, karena beliau sudah sampai pada janji bersama Rabb nya. Aku harus melanjutkan hidup. Aku harus terus tersenyum menghadapi manis pahitnya kehidupan. Ku ciumi adikku. Ku lantunkan doa-doa. Hanya dia penyemangatku saat itu. Hanya Allah yang mampu mengambil dan mengganti apapun di dunia ini. Ku syukuri adikku masih selamat dalam perang itu. Perang antara hidup dan mati demi kelangsungan keturunan nabi Adam. Harapanku, apa yang di tinggalkan ibuku menjadi investasi terbesarnya. Di dunia dan akhirat. ” Salah satu yang bisa menolong kita di akhirat adalah doa anak sholeh.”


















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
                 Dalam mempelajari materi serta praktik teknik ECOLA ini tentunya memudahkan mahasiswa dalam usaha mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Teknik ECOLA ini juga bertujuan untuk pengembangan kemampuan pembaca dalam menafsirkan dan memonitor sendiri pemahamanya. Materi ini sangat penting bagi guru maupun dosen dalam mengajari anak didik.


B.     Saran
            Pada saat penyusunan makalah ini, kelompok  menyadari bahwa banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah. Dengan ini penyusun sangat mengharapkan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini kedepan.



















DAFTAR PUSTAKA

Agistiasari, Resti. 2015. Keefektifan Teknik ECOLA (Extending Concepts Through Language Activities) terhadap Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerita Anak Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wonosobo. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tierney, R.J., Readence, J.E., dan Disher, E. K. (1995). Reading Strategies and Practices: A Compedium. Boston: Allyn and Bacon.



LAMPIRAN

A.      Tanggapan Terhadap Unsur Intrinsik Cerpen “Melepasmu dengan Senyuman”
1.      Krisman Datafaeri Telaumbanua
Ø  Tema: keikhlasan anak terhadap orangtua yang meninggal
Ø  Alur: maju
Ø  Gaya Bahasa: bebas
Ø  Sudut Pandang: orang pertama
Ø  Latar: sumur, kamar mandi, dan kuburan
Ø  Tokoh: nenek, masyarakat, ibu, ayah, dan kakak sepupu
2.      Benekdita Waruwu
Ø  Alur: Maju-mundur
Ø  Tokoh: nenek, masyarakat, ibu, ayah, dan kakak sepupu
3.      Lestariani Hulu
Ø  Dalam penjelasan saudara Krisman tentang tokoh yang tidak setuju atas kematian ibu, itu tidak tercantumkan dalam cerita tersebut
Ø  Gaya Bahasa: lautan darah (hiperbola), jam dinding berhenti berputar (personifikasi)
4.      Arman Suka Damai Zega
Ø  Yang diceritakan adalah seorang anak yang menyaksikan ibunya meninggal
Ø  Nilai: jangan terlalu lama bersedih dan ikhlaskanlah seseorang
5.      Santi Veronika Harefa
Ø  Latar: pagi, siang, sore, serta suasana bahagia dan sedih
6.      Sahrul Gunawan Tanjung
Ø  Nilai: jangan pernah bersedih
7.      Agus Putra Jaya Hulu
Ø  Nilai: menerima segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan
8.      Eunike Pratiwi Harefa
Ø  Nilai: jangan pernah patah semangat
9.      Lenti Fenni Darniat Zega
Ø  Nilai: belajar mengikhlaskan meskipun sulit melepaskan

B.       Kritik dan Saran
1.      Agus Putra Jaya Hulu
Ø  Dalam unsur intrinsik cerpen setiap tokoh utama maupun tokoh pendukung perlu dicantumkan watak setiap tokoh tersebut
Ø  Moderator harus menentukan waktu yangdiperlukan untuk diskusi
2.      Benekdita Waruwu
Ø  Dalam unsur intrinsik cerpen selalu ada sudut pandang
3.      Sahrul Gunawan Tanjung
Ø  Kelompok kurang dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam presentasi
Ø  Moderator harus lebih aktif untuk menguasai para audiens
4.      Santi Veronika Harefa
Ø  Bahan materi sebaiknya diberikan kepada setiap orang apabila peserta disuruh untuk membaca teks secara individu
5.      Rasid Rahayu Zega
Ø  Materi yang dibagikan baik itu kepada setiap kelompok maupun individu, perlu diperhatikan apakah bahan materi sudah terbagikan kepada setiap kelompok
6.      Arman Suka Damai Zega
Ø  Kelompok kurang mempersiapkan sarana yang diperlukan dalam praktek
C.      Pertanyaan
Santi Veronika Harefa:
Apa tujuan teknik ECOLA dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas CBR Pengantar Pendidikan

CBR Buku Keterampilan Membaca