Tugas CBR Pengantar Pendidikan

 

CRITICAL BOOK REPORT

PENGANTAR PENDIDIKAN

Karya Amin Kuneifi Elfachmi

 

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Dosen Pengampu : Victor Risman Zega, M.Pd.

 

 

 

Oleh :

APRIYANUS FAAHAKHO DODO HAREFA

NIM : 192124006

Kelas/Semester : A/1

 

 


                                                                  

 

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI (FPBS)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2019

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan pertolongan-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini dengan judul buku “Pengantar Pendidikan”. Critical Book Report ini guna memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Pendidikan. Saya berterimakasih kepada Bapak Victor Risman Zega, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dan mengarahkan dalam membuat tugas ini.

       Tugas Critical Book Report ini berisi tentang pengenalan mendalam mengenai dunia pendidikan yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Tugas  ini tidak luput dari kekurangan oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca kesempurnaan tugas ini kedepan.

Akhir kata semoga laporan bacaan ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca hendaknya, sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

 

Gunungsitoli, November 2019

Penyusun,

 

 

Apriyanus Faahakho Dodo Harefa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A.      PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Salah satu buku yang membahas tentang pendidikan ini adalah buku “Pengantar Pendidikan” yang ditulis oleh Dr. H. Amin Kuneifi Elfachmi, S.Pd., S.E., M.M.

Beliau  dilahirkan di Malang, pada tanggal 10 Oktober 1974. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di IKIP Malang dengan jurusan Pendidikan Dunia Usaha (1993). Pada tahun 2006 ia melanjutkan pendidikan Magister Manajemen dengan konsentrasi SDM di STIE Mahardhika Surabaya, dan program doktoral di tahun 2009 dengan jurusan Pendidikan Ekonomi (Peminatan MSDM) di Universitas Negeri Malang.

Ada banyak perjalanan pendidikan yang ditempuh oleh beliau dan karirnya dalam dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi sungguh menakjubkan.

 

B.       IDENTITAS BUKU


*      Judul Buku               :      Pengantar Pendidikan

*      Pengarang                 :      Amin Kuneifi Elfachmi

*      Edisi                         :      Cet. 1

*      Penerbitan                :      Jakarta : Erlangga, 2016

*      Tebal Buku               :      128 hlm + xv ; 21 cm

*      ISBN                        :      978-602-298-806-9

*      Jumlah Isi Bab          :      14 bab

 

 

C.      BAGIAN BUKU

Bab 1 Sifat Dan Hakikat Manusia

Pada bab ini dijelaskan bahwa sifat manusia merupakan karakteristik yang sangat membedakan manusia dengan hewan. Ada beberapa filsuf yang menjelaskan manusia itu sebagai apa menurut pemahaman mereka, seperti Socrates yang menyebutkan bahwa manusia itu adalah hewan yang bermasyarakat (zoo politicon), sedangkan Max Scheller menggambarkan manusia sebagai hewan yang sakit (das kranke tieri). Selanjutnya pernyataan tersebut menuai kesan yang keliru bahwa hewan dapat menjadi manusia. Kemudian Darwin dengan teori evolusinya bahwa manusia bermula dari kera namun teorinya gagal dan terdapat misteri pada tahapan yang dianggap menjembatani proses perubahan dari kera menjadi manusia.

Selanjutnya dalam bab ini menjelaskan bagaimana wujud sifat hakikat manusia yang terdiri atas:

Pertama yaitu kemampuan menyadari diri manusia itu sendiri dengan memahami ciri khas yang terdapat dalam dirinya serta kelebihan-kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya. Kedua yaitu kemampuan bereksistensi yang merupakan kemampuan untuk menerobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu diri manusia itu sendiri sehingga kemampuan ini perlu dibina dalam pendidikan. Ketiga yaitu memiliki kata hati yang berarti bahwa manusia itu memiliki hati nurani yang dapat memberikan penerangan tentang baik buruknya perbuatan yang dilakukannya. Keempat yaitu moral yang artinya seseorang yang telah memiliki kata hati yang tajam belum otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya itu. Kelimaa yaitu kemampuan bertanggung jawab yang merupakan keberanian diri seseorang menerima dengan kesadaran dan kerelaan apa akibat dari perbuatan yang telah dilakukannya. Keenam yaitu rasa bebas yang terdapat dalam diri manusia saling berkaitan dengan kodrat manusia karena kebebasan harus sesuai dengan kodrat manusia dan memperhatikan petunjuk dari kata hati. Ketujuh yaitu kebebasan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak bahwa kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Tak ada hak tanpa kewajiban. Dalam realitas hidup sehari-hari, umumnya hak diasosiakan dengan sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban dipandang sebagai sesuatu beban.

Kedelapan yaitu kemampuan menghayati kebahagiaan yang menyatakan bahwa kebahagiaan tidak cukup digambarkan sebagai himpunan dari pengalaman-pengalaman yang menyenangkan saja namun integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman-pengalaman pahit yang dijalani sehingga menghasilkan suatu bentuk penghayatan hidup yang disebut bahagia. Kebahagiaan berkaitan dengan usaha untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan, norma yang menjadi suatu aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat, dan takdir  yang merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dalam proses terjadinya kebahagiaan. Terakhir yaitu kemampuan berbahasa yang menjelaskan bahwa manusia mampu berkomunikasi melafalkan bunyi-bunyi bahasa yang berbeda dengan hewan.

Selanjutnya dalam bab ini dijelaskan dimensi-dimensi hakikat manusia beserta potensi, keunikan, dan dinamikanya yang meliputi dimensi keindividualan. Lyson menyatakan bahwa individu adalah sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi sehingga dapat diartikan sebagai pribadi. Setiap anak manusia yang dilahirkan kedalam dunia telah memiliki potensi serta manusia memiliki kecerdasan yang berbeda-beda yakni kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik tubuh, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal. Selanjutnya dimensi kesusilaan yang mencakup kepantasan yang lebih tinggi, maksudnya kepantasan perbuatan manusia yang dilakukan dalam masyarakat. Kemudian dimensi keberagaman yang menjabarkan bahwa keberagaman manusia didunia ini sangat perlu karena manusia merupakan makhluk yang lemah shingga membutuhkan penopang yaitu orang lain.

Untuk mengembangkan dimensi hakikat manusia, maka peran pendidikan sangat penting dalam hal ini untuk pembentukan potensi yang dimiliki manusia sejak lahir. Namun dalam pelaksanaannya mungkin saja terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan pendidik karena pendidik juga adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan-kesalahan. Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu pengembangan yang utuh yang ditentukan dua faktor yaitu kualitas dimensi hakikat manusia secara potensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya. Selanjutnya pengembangan yang tidak utuh terjadi apabila didalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani.

 

Bab 2 Pengertian Dan Unsur-Unsur Pendidikan

            Dalam pembahasan ini, Herman Horn dan Redja Mudyahardjo serta Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan itu adalah pertolongan yang diberikan oleh orang-orang dewasa dalam perkembangan anak untuk mencapai tujuan agar anak cukup cepat melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.

            Selanjutnya terdapat unsur-unsur pendidikan yaitu peserta didik yang meupakan subjek yang di didik, pendidik yaitu orang yang mendidik, interaksi edukatif yaitu komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan, tujuan pendidikan yakni ke arah mana bimbingan ditujukan, materi pendidikan yakni pengaruh yang diberikan dalam bimbingan, alat dan metode yakni cara yang digunakan dalam bimbingan, serta lingkungan pendidikan yang merupakan tempat berlangsungnya peristiwa bimbingan.

            Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu ‘memberikan arah’ kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan ‘sesuatu yang ingin dicapai’ oleh segenap kegiatan pendidikan. Terdapat empat jenjang tujuan pendidikan yaitu tujuan umum yaitu tujuan pendidikan secara nasional, tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan, tujuan kurikuler yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu bidang studi, dan tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu materi tertentu.

            Manfaat pendidikan terdiri dari mendapatkan ilmu, menambah wawasan yang lebih luas, dapat meraih cita-cita yang diimpikan, memiliki budi pekerti yang luhur dan berakhlak mulia, menjadikan manusia cerdas dan berkualitas, serta meningkatkan taraf hidup dan derajat manusia. Kemudian, faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan yaitu ideologi, sosial ekonomi, sosial budaya, dan perkembangan iptek.

 

Bab 3 Landasan Dan Asas Pendidikan

Dalam bagian ini landasan pendidikan adalah suatu pijakan atau penentu isi dan arah pendidikan. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, kultural, dan psikologis. Pertama, landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan: menyangkut kenyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakikat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik untuk dijalankan. Kedua, landasan sosiologis yang berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan, dan karateristik masyarakat dan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial didalam sistem pendidikan. Ketiga, landasan kultural berkaitan dengan kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal-balik sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalan mewariskan budaya yang dilakukan dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Keempat, landasan psikologis yang sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan seperti memperlakukan setiap peserta didik dengan sama, sekalipun mereka memiliki kesamaan, perlu hati-hati dalam penyusunan kurikulum untuk menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis besar pengajaran serta tingkat kerincian belajar yang gariskan.

Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksankan pendidikan itu. Asas tersebut adalah asas Tut Wuri Handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar.

 

 

Bab 4 Komponen-Komponen Sistem Pendidikan

 Materi ini membahas tentang komponen-komponen yang beriteraksi secara berkesinambungan dan saling melengkapi dalam sebuah proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan pada hakikatnya adalah interaksi komponen tersebut dalam sebuah proses pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap serta perilaku anak didik hingga mencapai batas optimal, berikut akan dibahas keempat komponen yang telah disebutkan sebelumnya secara rinci, yaitu: pertama, Input pada sistem pendidikan, dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: dasar pendidikan, tujuan pendidikan, anak didik[peserta didik]. Kedua, process pada sistem pendidikan, dibedakan menjadi: pendidik dan non-pendidik, kurikulum[materi pendidikan], prasaranan dan saranan, administrasi, anggaran. Ketiga, environmental pada sistem pendidikan. Keempat output pada sistem pendidikan, adapun ouput pada sistem pendidikan adalah lulusan/tamatan dan putus sekolah.

 

Bab 5 Perkiraan Dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa Depan

Pada bagian ini membahas bagaimana perkiraan masyarakat masa depan yang akan datang yang harus mempersiapkan diri dari berbagai perkembangan yang akan muncul, mulai dari perkembangan budaya, perkembangan iptek dan kesempatan menerima arus informasi yang cepat. Tentulah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi yang baru tersebut. Untuk itu pendidikan berkewajiban untuk menyiapkan generasi baru yang mampu menghadapi tatangan zaman baru yang akan datanag, yang melahirkan generasi dengan ciri “think globally but act loccaly”. Oleh karena, diperlukan pula penggarapan pendidikan baru yang menyuluruh lapisan nasional, lapisan institusional, sampai lapisan individual.

            Keberhasilan terhadap antisipasi masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia yang hasilkan oleh pendidikan. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci dari keberhasilan bangsa dan negara indonesia pada abad ke-21. Oleh karena itu, cara mengatasi atau upaya mengantisipasi masa depan melalui pemantapan kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi keadaan di masa depan terdiri atas nilai dan sikap serta pengembangan budaya dan sarana kehidupan.

 

Bab 6 Pengertian, Jenis, Dan Fungsi Lingkungan Pendidikan

            Lingkungan pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap praktik pendidikan. Ada tiga amcam lingkungan pendidikan yang biasa disebut tripusat oleh Ki Hajar Dewantara yaitu lingkungan pendidikan keluarga yang merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta bersifat kodrati dan terdiri atas pendidikan pranatal atau pendidikan sebelum lahir dan pendidikan pascanatal atau pendidikan setelah lahir. Kedua yaitu lingkungan pendidikan sekolah yang merupakan lembaga yang mempersiapkan generasi muda sebelum masuk ke dalam proses pembangunan masyarakat. Terakhir yakni lingkungan pendidikan masyarakat merupakan pendidikan yang diterima oleh anak dalam masyarakat yang dapat berupa pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

            Adapun fungsi lingkungan pendidikan terhadap proses pendidikan manusia yaitu membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, terutama berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Lingkungan pendidikan keluarga berfungsi sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah berfungsi sebagai pebekalan skill dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat berfungsi sebagai tempat praktik dari bekal yang diperoleh dari keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

 

Bab 7 Aliran Klasik Dan Gerakan Baru Dalam Pendidikan

            Aliran klasik dalam pendidikan terdiri atas aliran empirisme yang menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan dari lahir tidak penting. Kedua, aliran nativisme yang menyatakan bahwa kemampuan dalam diri anak ditentukan oleh pembawaan yang diperoleh sejak lahir sehingga faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Ketiga, aliran naturalisme yang menyatakan bahwa pembawaan seorang anak sejak dilahirkan adalah baik, namun semua itu akan menjadi rusak karena pengaruh dari lingkungan. Keempat, aliran konvergensi yang menyatakan bahwa anak memiliki pembawaan baik dan buruk sejak lahir dan pembawaan itu akan berkembang menjadi baik atau buruk tergantung faktor lingkungan yang ditempatinya. Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan praktik pendidikan di Indonesia yaitu upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan diusahakan secara optimal dan dilakukan dengan pendekatan efektif, yakni diterima sesuai dengan kebutuhan, tetapi ditempatkan di dalam latar pandangan konvergensi seperti yang telah dikemukakan.

            Gerakan baru pendidikan anak harus bersifat subjektif dan objektif. Gerakan baru pendidikan sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, diantaranya yaitu metode global atau secara keseluruhan, pengajaran alam sekitar dengan mendekatkan anak dengan lingkungan alam sekitar, pengajaran dan pusat perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Pengaruh gerakan baru ini untuk memperluas pemahaman tentang seluk beluk pendidikan serta memupuk wawasan historis dari setiap tenaga kependidikan.

 

Bab 8 Dua Aliran Pokok Di Indonesia

            Pada bab ini menjelaskan aliran klasik yang merupakan penghubung pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini dan mungkin yang akan datang. Gerakan-gerakan baru dapat dikaji untuk memperkuat wawasan dan pengetahuan tentang pengajaran yang merupakan pilar penting dari kegiatan pendidikan di sekolah, terutama jika dilakukan pengajaran yang sekaligus mendidik. Pengaruh gerakan baru ini terhadap pelaksanaan pendidikan di indonesia yaitu pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian dan sekolah kerja.

            Ada dua aliran pokok pendidikan di Indonesia yaitu perguruan kebangsaan taman siswa dan ruang pendidik INS kayutanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran pendidikan diIndonesia. Secara historis, pendidikan yang melembaga telah dikenal sebelum belanda menjajah Indonesia seperti padepokan, pesantre, dan sebagainya. Setelah belanda memperkenalkan sistem persekolahan diIndonesia, lembaga pendidikan tersebar diseluruh pelosok tanah air.

 

Bab 9 Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional Indonesia

            Pada subbagian ini membahas tujuan sistem pendidikan nasional ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan Betakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait dan terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Undang-undang sistem pendidikan Naional No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memuat penjelasan tentang, yaitu: satuan pendidikan; jalur pendidikan; jenis pendidikan berupa pendidikan umum, kejuruan, luar biasa, kedinasan, keagamaan, akademik, dan profesional; serta jenjang pendidikan yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan pendidikan prasekolah. Karakteristik pendidikan Nasional Indonesia terdiri dari yaitu: karakteristik sosial budaya, karakteristik dasar dan fungsi, karakteristik tujuan dam karakteristik kesisteman.

 

Bab 10 Permasalahan Pokok Pendidikan Dan Penanggulangannya

            Pada bagian ini membahas bahwa terdapat dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah air kita dewasa ini, yaitu bagaimana semua warga dapat menikmati semua kesempatan pendidikan, dan bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalamam kancah kehidupan bermasyarakat.
Ada empat jenis permasalahan pokok pendidikan diantaranya masalah pemeratan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan.

Faktor-faktor yang memengaruhi berkembangnya masalah pendidikan merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah yang berlangsung  didalam sistem pendidikan sendiri.  Tetapi Masalah-masalah makro yang merupakan faktor yang memenpengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat, dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

Permasalahan aktual pendidikan di Indonesia yaitu kurikulum, biaya pendidikan, tujuan pendidikan, kontroversi penyelenggaraan UN, kerusakan fasilitas sekolah, dan UU No. 12 Tahun 2012 tentang perguruan tinggi. Upaya penanggulangan permasalahan pendidikan, ada beberapa upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah diantaranya pelatihan khusus bagi tenaga pendidik dan penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara menyuluruh.

 

Bab 11 Kelembagaan, Program, Dan Pengelolaan Pendidikan

             Materi ini membahas tentang lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian, keterampilan, dan keahlian, yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spritual, serta keahlian keterampilan. Fungsi lembaga pendidikan ialah sebagai tempat wadah dimana orang-orang berkumpul, berkerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, teroorganisasi, terpimpin, dan terkendali. Fungsi dan peranan pendidikan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak, menanamkan dasar pendidikan moral, memberikan dasar pendidikan sosial, peletakan dasar-dasar keagamaan.

            Fungsi dan peran sekolah, fungsi sekolah ialah mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik, sedangkan peranan sekolah ialah tempat anak didik berlajar dan bergaul, baik dengan sesamanya, guru, maupun dengan karyawan, dan tempat anak didik belajar mematuhi peraturan sekolah. Bentuk-bentuk lingkungan pendidikan mencakup, yaitu: tempat [lingkungan fisik], kebudayaan [lingkungan budaya], kelompok hidup bersama [ lingkungan sosial atau masyarakat]. Bentuk-bentuk lembaga pendidikan ada tiga macam, yaitu: lembaga pendidikan keluarga, lembanga pendidikan sekolah, lembaga pendidikan dimasyarakat.

 

Bab 12 Pembangunan Pendidikan Nasional

Upaya pengembangan pendidikan Nasional berupa pembaruan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum, perangkat penunjangnya, struktur pendidikan, dan tenaga kependidikan. Pembaruan landasan Yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan dan ketenagaan. Kedua pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi, isi/program, dan metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994, 1999, 2004 (KBK), dan yang terakhir adalah kurikulum 2006.  Dan ketiga yaitu pembaruan tenaga pendidik yang merupakan tenaga yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

                Tujuan pembangunan pendidikan adalah agian dari implementasi dan penjabaran yang tertera didalam program penyusunan kurikulum setiap mata pelajaran karena kurikulum wajib disesuaikan dengan jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan  hal berikut: meningkatkan iman, takwa, akhlak mulia; meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; meningkatkan sensivitas dan kemampuan eksperesi estetis; meningkatkan kualiatas jasmani; meningkatkan pemeratan kesempatan belajar pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan bagi semua warga negara semua yang adil, tidak status sosial ekonomi, jenis kelamin, agama, kelompok, etnis, dan kelainan fisik, emosi, mental, intelektual; menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun secara efisien, bermutu, dan relavan sebagai landasan yang kokoh; dan menurunkan secara signifikan jumlah penduduk uta aksara.

 

Bab 13 Peranan Manusia Dan Pendidikan Dalam Pembangunan

 Bab ini membahas mengenai sumber daya manusia dalam pembangunan, dalam era pembangunan diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas secara utuh. Konsepsi manusia seutuhnya menurut Noor Syam dalam buku pengantar dasar-dasar kependidikan [1980] mencakup pengertian bahwa keutuhan potensi manusia sebagai subjek yang berkembang, dan keutuhan wawasan [orientasi] manusia sebagai sebagai subjek yang sadar yang menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.

Peranan manusia dalam pembangunan, yaitu; sebagai perencana, pelaksana, dan sekaligus sebagai pengawas. Perencana pendidikan adalah suatu usaha melihat kemasa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada didalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut.

 

Bab 14 Pendidikan Masa Depan Menghadapi Abad Ke-21

            Dalam bab ini dijabarkan tantangan-tantangan yang akan terjadi dalam pendidikan di abad ke-21 yaitu ketegangan antara global dan lokal, ketegangan antara universal dan idividual, ketegangan antara tradisi dan kemodernan, ketegangan antara pertimbangan jangka panjang dan pertimbangan jangka pendek, ketegangan antara kebutuhan akan persaingan dan persamaan kesempatan, ketegangan antara perkembangan pengetahuan yang sangat pesat dan kemampuan manusia untuk mencernanya, serta ketegangan antara hal-hal yang bersifat spiritual dan material.

            Selanjutnya pembahasan dilanjutkan mengenai prinsip-prinsip pendidikan yang menyatakan bahwa imajinasi harus tetap selangkah lebih maju dibandingkan kemajuan teknologi untuk menghindari terus meningkatnya pengangguran dan pengucilan sosial atau ketimpangan di dalam pembangunan. Sebuah konsep menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup harus didukung secara luas. Pendidikan atau belajar seumur hidup mengandung arti bahwa individu yang melakukannya harus dapat memanfaatkan semua kesempatan yang tersedia di dalam masyarakat. Pendidikan seumur hidup ini di dasarkan pada empat pilar belajar yaitu : belajar untuk hidup bersama (learning to live together), belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), dan belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be).

            Adapun visi dalam menghadapi abad ke-21 yaitu dari masyarakat lokal menuju ke sebuah masyarakat dunia maksudnya dalam abad ke-21 masyarakat dibantu untuk memahami dunia dan memahami orang lain, kemudian dari kohesi menuju partisipasi demokratis maksudnya pendidikan berperan penting untuk menyediakan latar belakang budaya bagi anak-anak dan orang dewasa sehingga mereka mampu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi, selanjutnya dari pertumbuhan ekonomi menuju pembangunan manusia yang bermaksud bahwa kemajuan teknologi sangat membutuhkan banyak tenaga manusia sehingga pendidikan berperan untuk membangun manusia yang siap untuk menghadapi perubahan kemajuan teknologi terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat.

            Arah perkembangan pendidikan terdiri atas pertama mengenai pendidikan dasar hingga universitas. Pendidikan dasar harus diperkuat dengan memberikan penekanan-penekanan pada pendidikan dasar dan program dasar tradisionalnya dan juga penekanan pada kemampuan untuk mengekspresikan diri dalam bahasa yang santun, yang menuntun kepada dialog dan rasa saling memahami. Pendidikan menengah harus dikaji ulang dalam konteks umum dengan menyusun beragam jalur bagi individu sekolah. Ada empat fungsi pokok universitas yaitu mempersiapkan mahasiswa untuk penelitian dan pengajaran, menyediakan program pelatihan khusus yang disediakan dengan kebutuhan ekonomi dan sosial, terbuka bagi semuanya, dan kerja sama internasional. Kedua yaitu guru-guru dalam upaya mencari prespektif baru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang baru. Ketiga pilihan-pilihan bagi penduduk : faktor politik bermaksud bahwa pendanaan pendidikan dari pemerintah sangat diperlukan untuk kemajuan sistem pendidikan yang baik bagi masyarakat. Keempat kerja sama internasional : mendidik di dalam desa global maksudnya yaitu pendidikan harus memiliki kerja sama internasional untuk meningkatkan pendidikan yang dilakukan dalam suatu daerah sehingga melalui kerja sama tersebut pendidikan mendapat pendanaan internasional seperti beasiswa bagi siswa-siswi.

            Selanjutnya dijelaskan mengenai pendidikan masa depan di Indonesia yang terdiri atas pendidikan di Indonesia tidak hanya terbatas pada pendidikan formal namun setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Di Indonesia, pemerintah mewajibkan warga negara belajar sembilan tahun agar anggota masyarakat dapat terlepas dari buta huruf dan masyarakat dapat cerdas melalui pendidikan. Kemudian pendidikan masa depan memiliki prinsip penyelenggaraan pendidikan yang diterapkan sebagaiman tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan nilai-nilai kultural dan keagamaan serta semua komponen masyarakat tanpa adanya diskriminasi.

 

D.      KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

1.      Kelebihan buku

Buku ini memiliki kelebihan di antaranya sebagai berikut, memiliki cover yang menarik dengan gambar pensil dengan burung yang berterbangan. Penulis mencantumkan manfaat setiap pembahasan. Tidak ada kesalahan pada penulisan setiap katanya, pembaca tidak menemukan kesalahan pada penulisan baik kurang huruf, salah huruf, ataupun kelebihan huruf pada sebuah katanya. Dalam buku ini ada beberapa kata dan kalimat yang ditulis sesuai dengan PEUBI. Seperti konsistennya dalam penulisan bahasa asing yang dalam penulisan bahasa asing dicetak miring.

 

2.      Kelemahan Buku

Buku ini memiliki kelemahan di antaranya, dalam penjabaran sub-sub judul tidak diberikan penomoran pada sub judul tersebut sehingga pembaca bingung sub judul tersebut termasuk dalam judul besar apa. Selanjutnya dalam buku ini tidak terdapat rangkuman pada setiap akhir bab atau materi sehingga mahasiswa atau pembaca kurang dapat menemukan intisari dari materi. Dan terakhir, banyak kalimat yang berbelit-belit sehingga pembaca sulit memahami dengan cepat.

 

E.       DAFTAR PUSTAKA

Elfachmi, Amin Kuneifi. 2016. Pengantar pendidikan. Jakarta; Erlangga.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Tentang "Praktik Membaca Dengan Teknik ECOLA"

CBR Buku Keterampilan Membaca